Live Zoom Ustadzah Imroatul Azizah tgl 02-11-2021#
Surah Al-Mulk terdapat pada juz 29, terdiri dari 30 ayat. Terdapat banyak keutamaan surah al mulk, surah Al-Mulk bisa mencegah seseorang dari azab kubur artinya seseorang harus perhatian terhadap surah ini sebagaimana perkataan sebagian ulama.
Diantara hak al Qur'an yaitu membaca, mentaddaburi, menghafal, dan mengamalkan al quran. Tidak ada dalil shahih yang mengatakan surah al mulk harus dibaca setiap hari.Dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ุณูุฑุฉ ุชุจุงุฑู َِูู ุงْูู َุงِูุนَุฉُ ู ِْู ุนَุฐَุงุจِ ุงَْููุจْุฑِ
“Surah Tabaarak adalah pencegah dari azab kubur.”
Dari dua hadits yang derajat hasan ini tidak disebutkan harus membaca surah Al-Mulk setiap malam. Adapun anjuran yang mengharuskan membaca surah Al-Mulk setiap malam maka itu haditsnya dhaif.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุชَุจَุงุฑََู ุงَّูุฐِู ุจَِูุฏِِู ุงْูู ُُْูู ََُููู ุนََٰูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِูุฑٌ
“Mahasuci Allah yang di tangan-Nya menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 1)
Kata ุชَุจَุงุฑََู berasal dari kata ุงَْูุจَุฑََูุฉُ yang berarti َูุซُุฑَ ุฎَْูุฑُู yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Dzat yang sempurna sifat-sifat-Nya, penuh dengan kebaikan, dan kesempurnaan, keagungan, dan kebaikan Allah Subhanahu wa ta’ala tersebut sampai pada makhluk-Nya.
Dan Allah Subhanahu wa ta’ala disebut sebagai َูุงِูุจُ ุงْูุจَุฑََูุฉِ (pemberi keberkahan) artinya adalah hanya Allah Subhanahu wa ta’ala yang berhak menentukan apa saja yang menjadi berkah.
Pada lafadz ุงْูู ُُْูู (kerajaan) maksudnya adalah kerajaan langit dan bumi, di dunia dan di akhirat, semua itu hanyalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,
ุจَِูุฏِِู ุงْูู ُُْูู ُูุนِุฒُّ ู َْู َูุดَุงุกُ َُููุฐُِّู ู َْู َูุดَุงุกُ َُููุญِْูู َُููู ِูุชُ، َُููุบِْูู َُِْููููุฑُ، َُููุนْุทِู ََููู َْูุนُ
“Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan memuliakan siapa saja yang dikehendaki dan merendahkan siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia yang menghidupkan dan yang mematikan, Dia yang memberi kekayaan dan yang memberi kemiskinan, Dia yang memberi dan Dia pula yang menahan.”
seluruh yang ada di alam semesta ini berada di bawah kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala.
ََُููู ุนََٰูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِูุฑٌ
“Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Artinya segala kerajaan di langit maupun di bumi adalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala, dan Dia yang berkuasa menjalankan segala sesuatu dalam kerajaan tersebut, serta tidak ada satu pun yang keluar dari kehendak Allah.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุงَّูุฐِู ุฎَََูู ุงْูู َْูุชَ َูุงْูุญََูุงุฉَ َِููุจَُُْูููู ْ ุฃَُُّููู ْ ุฃَุญْุณَُู ุนَู ًَูุง ۚ ََُููู ุงْูุนَุฒِูุฒُ ุงْูุบَُููุฑُ
“(Dia Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk : 2)
Allah yang menjadikan mati dan hidup, Allah berikan ujian, tujuannya yaitu Allah ingin melihat siapa diantara kita paling terbaik ibadah, amalannya. Allah melihat yang paling baik amalannya bukan yang paling banyak amalan.
Orang yang tergolong ุฃَุญْุณَُู ุนَู ًَูุง yaitu orang yang senantiasa mempersiapkan bekal amalan. yang terbaik amalnya adalah yang paling banyak mengingat kematian. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya siapa orang yang paling cerdas, beliau mengatakan,
ุฃَْูุซَุฑُُูู ْ ِْููู َْูุชِ ุฐِْูุฑًุง َูุฃَุญْุณَُُููู ْ ِูู َุง ุจَุนْุฏَُู ุงุณْุชِุนْุฏَุงุฏًุง ุฃَُููุฆَِู ุงูุฃََْููุงุณُ
“Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”
untuk ujian di dunia saja kita persiapkan dengan baik, tentu untuk perkara akhirat harus lebih kita persiapkan. Ujian itu datang nya selalu tiba-tiba. Ujian itu bukan hanya ujian yang tidak kita sukai, namun nikmat pun adalah ujian. Kelak hasil ujian kita selama didunia akan kita lihat di akhirat.
๐ Ketahuilah setelah menerima rapor kita di akhirat, tidak ada yang namanya remidial. Maka persiapkanlah diri kita untuk terus mendapatkan hasil terbaik kelak yang akan kita tuai di akhirat. Sungguh dunia ini ada ladang untuk kehidupan akhirat kita. Maka tanamlah kebaikan selama didunia.
Allah Subhanahu wa ta’ala tidak mengatakan ุฃَْูุซَุฑُ ุนَู ًَูุง (yang paling banyak amalannya), karena menjadi patokan nya disisi Allah Subhanahu wa ta’ala adalah amal yang terbaik.
Sebagaimana sahabat Sa’ad bin Mu’adz yang beliau masuk Islam sekitar satu atau dua tahun sebelum hijrah dan meninggal lima atau enam tahun setelah hijrah. Beliau hanya menjalani keislamannya selama enam atau tujuh tahun, waktu yang sangat singkat. Meskipun demikian, ternyata kematiannya membuat ‘Arsy Allah bergetar. Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
ุงْูุชَุฒَّ ุงูุนَุฑْุดُ ِูู َْูุชِ ุณَุนْุฏِ ุจِْู ู ُุนَุงุฐٍ
“Bergetar ‘Arsy Ar-Rahman sebab meninggalnya Sa’ad bin Mu’adz.”
Ketahuilah tidak ada kata terlambat, Jangan sampai orang yang baru berhijrah berputus asa kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyusul yang lainnya. Akan tetapi hendaknya dia beramal seikhlas mungkin dan sesuai sunnah, karena diterima atau tidaknya suatu amalan itu menjadi keputusan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Karena bisa jadi seseorang hanya menjalani ke-Islamannya dengan waktu yang singkat, akan tetapi kualitasnya sangat luar biasa. Dan Teruslah melakukan amalan yang terbaik.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุงَّูุฐِู ุฎَََูู ุณَุจْุนَ ุณَู َุงَูุงุชٍ ุทِุจَุงًูุง ۖ ู َّุง ุชَุฑَٰู ِูู ุฎَِْูู ุงูุฑَّุญْู َِٰู ู ِู ุชََูุงُูุชٍ ۖ َูุงุฑْุฌِุนِ ุงْูุจَุตَุฑَ َْูู ุชَุฑَٰู ู ِู ُูุทُูุฑٍ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Al-Mulk : 3)
Kata ุทِุจَุงًูุง (berlapis-lapis) maksudnya adalah langit itu bertingkat-tingkat.
para ulama tentang apa yang dimaksud dengan langit memiliki tujuh tingkatan. Pendapat pertama menyebutkan bahwa langit-langit itu ู ُุชََูุงุตَِูุงุชٌ mutawashilat (bersambung), yaitu antara langit yang satu dengan langit yang lain tersebut tidak ada jeda dan tidak terputus atau terpisah dengan sesuatu apa pun.
semua ciptaan Allah sempurna dan seimbang. Apa saja yang kita lihat segalanya tampak sempurna, Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan segalanya sempurna sesuai dengan porsinya masing-masing.
Setiap kali kita melihat ciptaan Allah, katakanlah Allah yang menciptakan segala Nya dan Allah adalah pencipta yang sempurna.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุซُู َّ ุงุฑْุฌِุนِ ุงْูุจَุตَุฑَ َูุฑَّุชَِْูู ََِููููุจْ ุฅََِْููู ุงْูุจَุตَุฑُ ุฎَุงุณِุฆًุง ََُููู ุญَุณِูุฑٌ
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al-Mulk : 4)
seseorang yang memperhatikan ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala, dia tidak akan mendapatkan kesalahan dan cacat pada langit yang Allah Subhanahu wa ta’ala ciptakan. Ketika kita memandang langit, kita lihat begitu luas nya, benda langit yang matahari, bulan, langit yaitu tidak ada tiang namun begitu kokoh dan tegak. Ini semua ciptaan Allah.
๐ Ajarkan kepada anak-anak kita, tanamkan keimanan kepada anak-anak kita, katakanlah kepada mereka, betapa besar nya benda yang ada dilangit, dan semuanya ciptaan Allah. Ini akan menambah keimanan nya kepada Allah.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َََูููุฏْ ุฒَََّّููุง ุงูุณَّู َุงุกَ ุงูุฏَُّْููุง ุจِู َุตَุงุจِูุญَ َูุฌَุนََْููุงَูุง ุฑُุฌُูู ًุง ِّููุดََّูุงุทِِูู ۖ َูุฃَุนْุชَุฏَْูุง َُููู ْ ุนَุฐَุงุจَ ุงูุณَّุนِูุฑِ، ََِّูููุฐَِูู ََููุฑُูุง ุจِุฑَุจِِّูู ْ ุนَุฐَุงุจُ ุฌَََّููู َ ۖ َูุจِุฆْุณَ ุงْูู َุตِูุฑُ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat (langit dunia) dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaithan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Mulk : 5-6)
َََูููุฏْ ุฒَََّّููุง ุงูุณَّู َุงุกَ ุงูุฏَُّْููุง ุจِู َุตَุงุจِูุญَ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat (langit dunia) dengan bintang-bintang.”
Allah Subhanahu wa ta’ala hanya menghiasi langit dengan bintang-bintang. Sungguh luar biasa alam semesta ini yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Di antara ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala adalah langit, dan Dia menghiasi langit tersebut dengan bintang-bintang sehingga langit menjadi indah. Selain sebagai hiasan, di antara fungsi lain dari bintang-bintang adalah sebagai pelempar syaithan. Dan Qatadah As-Sadusy rahimahullah berkata,
ุฎَََูู ุงَُّููู ุชَุนَุงَูู ุงُّููุฌُูู َ ِูุซََูุงุซٍ: ุฒَِููุฉً ِููุณَّู َุงุกِ، َูุฑُุฌُูู ًุง ِููุดََّูุงุทِِูู، َูุนََูุงู َุงุชٍ ُْููุชَุฏَู ุจَِูุง ِูู ุงْูุจَุฑِّ َูุงْูุจَุญْุฑِ َูุงْูุฃََْููุงุชِ. َูู َْู ุชَุฃَََّูู َِูููุง ุบَْูุฑَ ุฐََِูู ََููุฏْ ุชََََّููู ู َุง َูุง ุนِْูู َ َُูู ุจِِู، َูุชَุนَุฏَّู َูุธََูู
“Sesungguhnya Allah hanya menciptakan bintang untuk tiga tujuan,
(1) Sebagai hiasan langit dunia;
(2) Sebagai pelempar syaithan;
(3) sebagai penunjuk arah di daratan, laut, dan waktu. Maka barangsiapa yang meyakini fungsi bintang selain daripada itu, maka ia telah menyusahkan dirinya dengan berbicara yang ia tidak memiliki ilmu sama sekali, dan dia telah melampaui batas dan berbuat zalim.”
Bintang sebagai pelempar maksudnya adalah percikan api kecil dari bintang, atau bahkan bisa jadi apilah yang mengenai syaithan tersebut.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฅَِّูุง ู َْู ุฎَุทَِู ุงْูุฎَุทَْูุฉَ َูุฃَุชْุจَุนَُู ุดَِูุงุจٌ ุซَุงِูุจٌ
“Kecuali (syaithan) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang menyala.” (QS. Ash-Shaffat : 10)
Sebagaimana disebutkan dilain ayat
َูุฃََّูุง َُّููุง َْููุนُุฏُ ู َِْููุง ู ََูุงุนِุฏَ ِููุณَّู ْุนِ َูู َْู َูุณْุชَู ِุนِ ุงْูุขَู َูุฌِุฏْ َُูู ุดَِูุงุจًุง ุฑَุตَุฏًุง
“Dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al-Jinn : 9)
َูุฃَุนْุชَุฏَْูุง َُููู ْ ุนَุฐَุงุจَ ุงูุณَّุนِูุฑِ، ََِّูููุฐَِูู ََููุฑُูุง ุจِุฑَุจِِّูู ْ ุนَุฐَุงุจُ ุฌَََّููู َ ۖ َูุจِุฆْุณَ ุงْูู َุตِูุฑُ
“Dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
Allah siapkan adzab bagi mereka adalah azab neraka Jahannam, sedangkan neraka ada tempat kembali yang buruk.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฅِุฐَุง ุฃُُْูููุง َِูููุง ุณَู ِุนُูุง ََููุง ุดًَِูููุง ََِููู ุชَُููุฑُ
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu bergejolak apinya.” (Al-Mulk : 7)
Allah Subhanahu wa ta’ala menggambarkan bahwa tatkala orang-orang kafir dilemparkan ke dalam neraka, belum sampai mereka kepada neraka, mereka telah mendengarkan suara yang sangat mengerikan yang keluar dari neraka Jahannam.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan,
َูุณََْูู َูุนَْูู َُูู ุญَِูู َูุฑََْูู ุงْูุนَุฐَุงุจَ ู َْู ุฃَุถَُّู ุณَุจًِููุง
“Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.” (QS. Al-Furqan : 42)
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ََููุงُููุง َْูู َُّููุง َูุณْู َุนُ ุฃَْู َูุนُِْูู ู َุง َُّููุง ِูู ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ، َูุงุนْุชَุฑَُููุง ุจِุฐَูุจِِูู ْ َูุณُุญًْูุง ِّูุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ
“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk : 10-11)
Akhirnya mereka orang-orang kafir menyesali seluruh perilaku mereka saat masih di dunia, namun penyesalan mereka tersebut tidak lagi bermanfaat bagi mereka. Sekiranya penyesalan tersebut sebelum mereka meninggal dunia, maka tentu mereka akan selamat. Akan tetapi mereka menyesal ketika telah dimasukkan ke dalam neraka Jahannam, maka penyesalan mereka tidak lagi ada artinya.
Orang-orang yang menentang ketika diberikan petunjuk, sungguh ini adalah kesesatan dan kelak ia akan menerima adzab atas perbuatan nya berpaling dari Allah.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุชََูุงุฏُ ุชَู ََّูุฒُ ู َِู ุงْูุบَْูุธِ ۖ َُّููู َุง ุฃَُِْููู َِูููุง َْููุฌٌ ุณَุฃََُููู ْ ุฎَุฒََูุชَُูุง ุฃََูู ْ َูุฃْุชُِูู ْ َูุฐِูุฑٌ، َูุงُููุง ุจََٰูู َูุฏْ ุฌَุงุกََูุง َูุฐِูุฑٌ ََููุฐَّุจَْูุง ََُْููููุง ู َุง َูุฒََّู ุงَُّููู ู ِู ุดَْูุกٍ ุฅِْู ุฃَูุชُู ْ ุฅَِّูุง ِูู ุถََูุงٍู َูุจِูุฑٍ
“Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: ‘Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?’. Mereka menjawab, ‘Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakannya dan kami katakan: Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar’.” (QS. Al-Mulk : 8-9)
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ََููุงُููุง َْูู َُّููุง َูุณْู َุนُ ุฃَْู َูุนُِْูู ู َุง َُّููุง ِูู ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ، َูุงุนْุชَุฑَُููุง ุจِุฐَูุจِِูู ْ َูุณُุญًْูุง ِّูุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ
“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk : 10-11)
Orang-orang kafir senantiasa tidak menggunakan pendengaran mereka.
mereka orang-orang kafir menyesali seluruh perilaku mereka saat masih di dunia, namun penyesalan mereka tersebut tidak lagi bermanfaat bagi mereka karena tidak kesempatan untuk kembali kedunia, maka pergunakanlah waktu kita ketika masih didunia. Dunia kelak akan menjadi cerita. Dan akhirat kelak menjadi nyata dan dunia menjadi cerita bagaimana cerita kehidupan manusia selama didunia.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฅَِّู ุงَّูุฐَِูู َูุฎْุดََْูู ุฑَุจَُّูู ุจِุงْูุบَْูุจِ َُููู ู َّุบِْูุฑَุฉٌ َูุฃَุฌْุฑٌ َูุจِูุฑٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Mulk : 12)
Orang-orang yang beriman senantiasa mempercayai apa yang tampak dan apa yang tidak tampak. Termasuk kita mempercayai bahwa nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah.
๐️ Terdapat dua penafsiran ulama tentang makna ุจِุงْูุบَْูุจِ yaitu
-Tafsiran pertama, yaitu mereka takut terhadap hal-hal gaib yang Allah Subhanahu wa ta’ala telah kabarkan.
takut kepada Allah tatkala bersendirian.
1. mereka lebih semangat beribadah tatkala bersendirian, Ketika tidak ada yang melihat, mereka bangun shalat malam, membaca Alquran, dan ibadah lain yang mereka kerjakan. Mereka adalah orang-orang yang mulia, karena mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian akan lebih ikhlas. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
ุณَุจْุนَุฉٌ ُูุธُُِّููู ُ ุงُููู ِْูู ุธِِِّูู َْููู َ َูุง ุธَِّู ุฅَِّูุง ุธُُِّูู …. َูุฑَุฌٌُู ุฐََูุฑَ ุงَููู ุฎَุงًِููุง ََููุงุถَุชْ ุนََْููุงُู
“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, …. (di antaranya yaitu) Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu ia meneteskan air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)([40])
2. mereka takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian adalah mereka tidak bermaksiat kepada Allah ketika bersendirian. sebagian orang tidak takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian, sedangkan tatkala sedang bersama orang lain mereka tidak berani bermaksiat karena takut terlihat oleh orang lain. Ini menunjukkan bahwasanya tidak takut bermaksiat tatkala bersendirian.
๐Dan di antara doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
ุงَُّูููู َّ ุฅِِّูู ุฃَุณْุฃََُูู ุฎَุดَْูุชََู ِูู ุงْูุบَْูุจِ َูุงูุดََّูุงุฏَุฉِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu dalam keadaan bersendirian dan tatkala terlihat oleh lain.”
๐ Dunia adalah ladang ujian, jika ia bersungguh-sungguh melakukan suatu amalan maka kelak ia akan menerima apa di perbuat nya. Dan sebaliknya jika ia terlena dengan dunia di akan menerima apa yang ia kerjakan.
hendaknya seseorang bertakwa kepada Allah tatkala bersendirian. Zaman sekarang ini telah banyak sekali fitnah-fitnah yang bisa menjerumuskan seseorang dalam kemaksiatan. Jangan ketika bersendirian, ia bermaksiat dengan handphone nya. Menonton sesuatu yang Allah larang.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َูุฃَุณِุฑُّูุง ََُْููููู ْ ุฃَِู ุงุฌَْูุฑُูุง ุจِِู ۖ ุฅَُِّูู ุนَِููู ٌ ุจِุฐَุงุชِ ุงูุตُّุฏُูุฑِ، ุฃََูุง َูุนَْูู ُ ู َْู ุฎَََูู ََُููู ุงَّููุทُِูู ุงْูุฎَุจِูุฑُ
“Dan rahasiakanlah (berbisik-bisik) perkataanmu atau terang-terangan, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mulk : 13-14)
Allah mengetahui apa isi hati kita, maka perbanyaklah memperbaiki amalan niat kita. Perbaikilah apa yang menjadi niat kita.
jika kita telah mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala itu Khabiir, maka hal tersebut akan memudahkan kita bersabar tatkala kita terkena musibah atau melihat kejadian yang buruk, karena kita tahu bahwa yang menjadikan itu semua adalah Al-Khabiir.
Dengan kita tahu bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Al-Khabiir, kita akan bisa bersabar dan menerima segala takdir Allah Subhanahu wa ta’ala, karena kita tahu bahwa segalanya telah ditakdirkan dengan kadar yang Allah Subhanahu wa ta’ala kehendaki.
Pelajarilah nama-nama Allah, Allah memiliki 99 nama (asmaul husna), siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.
ุฅَِّู َِِّููู ุชِุณْุนَุฉً َูุชِุณْุนَِูู ุงุณْู ًุง ، ู ِุงุฆَุฉً ุฅِูุง َูุงุญِุฏَุฉً ، ู َْู ุฃَุญْุตَุงَูุง ุฏَุฎََู ุงْูุฌََّูุฉَ
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493).
Makna dari ‘menjaga’ adalah dengan menghafalnya, merenungkan maknanya, dan mengamalkan kandungan maknanya, mengingat adanya kebaikan yang banyak dan ilmu yang bermanfaat dalam mengamalkan kandungan makna asmaul husna tersebut. Karena mengamalkannya merupakan sebab kebaikan bagi hati, kesempurnaan takut kepada Allah, dan menunaikan hak-Nya.
Kata ุงَّููุทُِูู secara bahasa yaitu Allah Maha Lembut. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa َّููุทُِูู memiliki makna.
1. maknanya seperti makna Al-Khabiir, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui perkara-perkara yang detail.
2. maknanya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya kemaslahatan-kemaslahatan tanpa disadari oleh para hamba.
Nabi Yusuf ‘alaihissalam tidak menyebutkan bagaimana kisahnya yang sangat panjang tentang saudara-saudaranya melemparkannya ke dalam sumur, lalu dijual menjadi budak, kemudian dirayu oleh seorang wanita, kemudian dituduh yang tidak-tidak sehingga dimasukkan ke dalam penjara, lalu dikeluarkan, kemudian berkumpul kembali dengan ayah dan keluarganya setelah berpisah selama puluhan tahun. Semua apa yang dialami oleh Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah hal yang tidak disadari. Allah Subhanahu wa ta’ala yang mengatur semuanya sedemikian rupa, tetapi ternyata Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kisah yang indah pada akhirnya. Oleh karenanya Nabi Yusuf ‘alaihissalam mengatakan,
ุฅَِّู ุฑَุจِّู َูุทٌِูู ِّูู َุง َูุดَุงุกُ ۚ
“Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki.”
jika seseorang mengetahui makna nama Allah Al-Lathif, maka dia akan selalu husnudzan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َُูู ุงَّูุฐِู ุฌَุนََู َُููู ُ ุงْูุฃَุฑْุถَ ุฐًَُูููุง َูุงู ْุดُูุง ِูู ู ََูุงِูุจَِูุง َُُููููุง ู ِู ุฑِّุฒِِْูู ۖ َูุฅَِِْููู ุงُّููุดُูุฑُ
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)
Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan bumi untuk dipijaki. Sehingga kita berjalan diatas bumi dengan mudah.
Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan manusia berjalan kemanapun di seluruh penjuru bumi karena Allah telah mudahkan bumi untuk dijelajahi
Ayat ini juga merupakan dalil bahwasanya seseorang butuh untuk melakukan usaha untuk mencari rezeki.
Ingatlah tawakal yang dibarengi dengan usaha, tawakal yang benar adalah harus ada usaha. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
َْูู ุฃََُّููู ْ ُْููุชُู ْ ุชََََُّููููู ุนََูู ุงَِّููู ุญََّู ุชََُِِّูููู َูุฑُุฒِْูุชُู ْ َูู َุง ุชُุฑْุฒَُู ุงูุทَّْูุฑُ ุชَุบْุฏُู ุฎِู َุงุตًุง َูุชَุฑُูุญُ ุจِุทَุงًูุง
“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan sebenar-benar tawakal, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”
Nasehat untuk kita jangan manusia merasa aman terhadap apa yang terjadi di bumi. Sungguh mudah ketika Allah menimpa sesuatu.
bahaya nya sifat kesombongan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa dahulu pernah ada orang yang berjalan dengan sombong di dunia, akan tetapi kemudian dia dibenamkan ke dalam bumi dan diguncang hingga hari kiamat. Contohnya adalah Qarun, dimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َูุฎَุฑَุฌَ ุนََูู َْููู ِِู ِูู ุฒَِููุชِِู َูุงَู ุงَّูุฐَِูู ُูุฑِูุฏَُูู ุงْูุญََูุงุฉَ ุงูุฏَُّْููุง َูุงَْููุชَ ََููุง ู ِุซَْู ู َุง ุฃُูุชَِู َูุงุฑُُูู ุฅَُِّูู َูุฐُู ุญَุธٍّ ุนَุธِูู ٍ، ََููุงَู ุงَّูุฐَِูู ุฃُูุชُูุง ุงْูุนِْูู َ ََُْููููู ْ ุซََูุงุจُ ุงَِّููู ุฎَْูุฑٌ ِูู َْู ุขู ََู َูุนَู َِู ุตَุงِูุญًุง ََููุง ََُّูููุงَูุง ุฅَِّูุง ุงูุตَّุงุจِุฑَُูู، َูุฎَุณََْููุง ุจِِู َูุจِุฏَุงุฑِِู ุงْูุฃَุฑْุถَ َูู َุง َูุงَู َُูู ู ِْู ِูุฆَุฉٍ َْููุตُุฑَُُููู ู ِْู ุฏُِูู ุงَِّููู َูู َุง َูุงَู ู َِู ุงْูู ُْูุชَุตِุฑَِูู
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, ‘Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar’. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, ‘Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar’. Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (Al-Qashash : 79-81)
Oleh karenanya jangan seseorang merasa aman, karena jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah memiliki kehendak maka bisa jadi Allah Subhanahu wa ta’ala akan membenamkannya Dan betapa banyak peristiwa yang telah kita lihat dimana Allah Subhanahu wa ta’ala membenamkan manusia ke dalam bumi. Sungguh jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah berkehendak, maka hal itu mudah bagi Allah.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู ْ ุฃَู ِูุชُู ู َّู ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ ุฃَู ُูุฑْุณَِู ุนََُْูููู ْ ุญَุงุตِุจًุง ۖ َูุณَุชَุนَْูู َُูู ََْููู َูุฐِูุฑِ، َََูููุฏْ َูุฐَّุจَ ุงَّูุฐَِูู ู ِู َูุจِِْููู ْ َََْูููู َูุงَู َِูููุฑِ
“Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku.” (QS. Al-Mulk : 17-18)
Allah Subhanahu wa ta’ala ingatkan kepada orang-orang Quraisy bahwa apabila mereka terus-terusan membantah, jika Allah Subhanahu wa ta’ala berkehendak maka bisa jadi Allah memberikan mereka azab
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَََููู ْ َูุฑَْูุง ุฅَِูู ุงูุทَّْูุฑِ ََُْููููู ْ ุตَุงَّูุงุชٍ ََْูููุจِุถَْู ۚ ู َุง ُูู ْุณَُُِّููู ุฅَِّูุง ุงูุฑَّุญْู َُٰู ۚ ุฅَُِّูู ุจُِِّูู ุดَْูุกٍ ุจَุตِูุฑٌ
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung di atas mereka yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 19)
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala berbicara tentang kekuasaan-Nya. Yang pertama Allah Subhanahu wa ta’ala berikan gambaran atas kekuasaan-Nya adalah burung-burung yang terbang. Maksudnya adalah tidak ada yang membuat burung-burung tersebut bisa bertahan untuk terbang kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู َّْู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู َُูู ุฌُูุฏٌ َُّููู ْ َููุตُุฑُُูู ู ِّู ุฏُِูู ุงูุฑَّุญْู َِٰู ۚ ุฅِِู ุงَْููุงِูุฑَُูู ุฅَِّูุง ِูู ุบُุฑُูุฑٍ
“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu.” (QS. Al-Mulk : 20)
Artinya adalah tidak ada yang bisa menolong jika Allah telah berkehendak untuk mendatangkan azab kepada suatu kaum. Bahkan tidak perlu menunggu datangnya azab untuk membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menolong mereka.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู َّْู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู َูุฑْุฒُُُููู ْ ุฅِْู ุฃَู ْุณََู ุฑِุฒَُْูู ۚ ุจَู َّูุฌُّูุง ِูู ุนُุชٍُّู َُُููููุฑٍ
“Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).” (QS. Al-Mulk : 21)
Sungguh rejeki itu sudah tertakar maka jangan khawatir rejeki itu tertukar.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃََูู َู َูู ْุดِู ู ُِูุจًّุง ุนََٰูู َูุฌِِْูู ุฃَْูุฏَٰู ุฃَู َّู َูู ْุดِู ุณًَِّููุง ุนََٰูู ุตِุฑَุงุทٍ ู ُّุณْุชَِููู ٍ
“Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (QS. Al-Mulk : 22)
permisalan orang kafir dan orang mukmin di atas muka bumi. Orang mukmin di dunia diumpamakan dengan orang yang berjalan dengan tegap di atas jalan yang lurus, sedangkan orang kafir di dunia Allah Subhanahu wa ta’ala umpamakan seperti orang-orang yang berjalan di atas wajahnya, artinya akalnya tidak digunakan.
Orang-orang kafir tidak menggunakan akalnya untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan orang-orang yang seperti ini sangat banyak saat ini. Di antaranya adalah sekelompok orang yang mereka menyembah sapi.
Dimanakah akal orang-orang Majusi yang menyembah api. Mereka yang menyalakan api tersebut, mereka sembah, akan tetapi mereka sendiri yang menjaganya agar tidak padam. Dimanakah akal mereka?
Di zaman sekarang pun demikian, sebagian manusia menyembah orang yang telah mati, padahal mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Dimanakah akal mereka?
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฃَูุดَุฃَُูู ْ َูุฌَุนََู َُููู ُ ุงูุณَّู ْุนَ َูุงْูุฃَุจْุตَุงุฑَ َูุงْูุฃَْูุฆِุฏَุฉَ ۖ ًَِููููุง ู َّุง ุชَุดُْูุฑَُูู
“Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur’.” (QS. Al-Mulk : 23)
Yang memberikan kita pendengaran dan penglihatan adalah Allah Subhanahu wa ta’ala. Kita diberikan pendengaran oleh Allah Subhanahu wa ta’ala tetapi kita gunakan bermaksiat seperti mendengar musik, dan yang lainnya.
Demikian pula Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kepada kita penglihatan, akan tetapi kita gunakan untuk melihat hal-hal yang diharamkan.
Nikmat mata dari Allah, sehingga jangan digunakan untuk bermaksiat. Karena bisa saja nikmat penglihatan itu bisa dicabut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kapan saja. Oleh karena itu, hendaknya seseorang bertakwa atas pendengaran dan penglihatannya.
๐ Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
ุงَُّูููู َّ ู َุชِّุนَْูุง ุจِุฃَุณْู َุงุนَِูุง، َูุฃَุจْุตَุงุฑَِูุง، ََُّูููุงุชَِูุง ู َุง ุฃَุญَْْููุชََูุง، َูุงุฌْุนَُْูู ุงَْููุงุฑِุซَ ู َِّูุง
“Ya Allah, berilah kami manfaat pada pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selagi kami hidup, dan jadikanlah itu semua tetap dengan kami dan terpelihara.”
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฐَุฑَุฃَُูู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฅَِِْููู ุชُุญْุดَุฑَُูู، َََُُููููููู ู َุชَٰู َٰูุฐَุง ุงَْููุนْุฏُ ุฅِู ُููุชُู ْ ุตَุงุฏَِِููู، ُْูู ุฅَِّูู َุง ุงْูุนِْูู ُ ุนِูุฏَ ุงَِّููู َูุฅَِّูู َุง ุฃََูุง َูุฐِูุฑٌ ู ُّุจٌِูู، ََููู َّุง ุฑَุฃَُْูู ุฒَُْููุฉً ุณِูุฆَุชْ ُูุฌُُูู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ََِูููู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู ُููุชُู ุจِِู ุชَุฏَّุนَُูู
“Katakanlah: ‘Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan’. Dan mereka (orang-orang musyrikin) berkata, ‘Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?’. Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan’. Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), ‘Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta’.” (QS. Al-Mulk : 24-27)
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฐَุฑَุฃَُูู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฅَِِْููู ุชُุญْุดَุฑَُูู،
“Katakanlah: ‘Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan’.”
Artinya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan manusia tersebar dimana-mana. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa meskipun demikian, semuanya akan dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
َََُُููููููู ู َุชَٰู َٰูุฐَุง ุงَْููุนْุฏُ ุฅِู ُููุชُู ْ ุตَุงุฏَِِููู، ُْูู ุฅَِّูู َุง ุงْูุนِْูู ُ ุนِูุฏَ ุงَِّููู َูุฅَِّูู َุง ุฃََูุง َูุฐِูุฑٌ ู ُّุจٌِูู
“Dan mereka (orang-orang musyrikin) berkata, ‘Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?’. Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan’.”
Kaum musyrikin dahulu sering menantang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar bisa menunjukkan azab yang selalu diancam-ancamkan kepada mereka.
Demikianlah orang-orang musyrikin yang selalu meminta diturunkan azab kepada mereka. Padahal mereka tidak sadar bahwa azab telah menanti mereka di akhirat kelak.
Kemudian firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
ََููู َّุง ุฑَุฃَُْูู ุฒَُْููุฉً ุณِูุฆَุชْ ُูุฌُُูู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ََِูููู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู ُููุชُู ุจِِู ุชَุฏَّุนَُูู
“Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), ‘Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta’.”
Maka pada hari kiamat nanti Allah Subhanahu wa ta’ala akan benar-benar menunjukkan apa yang mereka minta yaitu azab.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู ุฃَุฑَุฃَْูุชُู ْ ุฅِْู ุฃََََِْููููู ุงَُّููู َูู َู ู َّุนَِู ุฃَْู ุฑَุญِู ََูุง َูู َู ُูุฌِูุฑُ ุงَْููุงِูุฑَِูู ู ِْู ุนَุฐَุงุจٍ ุฃَِููู ٍ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?’.” (QS. Al-Mulk : 28)
Allah Subhanahu wa ta’ala tetap akan kirimkan azab untuk kalian”. lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงูุฑَّุญْู َُٰู ุขู ََّูุง ุจِِู َูุนََِْููู ุชََََّْููููุง ۖ َูุณَุชَุนَْูู َُูู ู َْู َُูู ِูู ุถََูุงٍู ู ُّุจٍِูู، ُْูู ุฃَุฑَุฃَْูุชُู ْ ุฅِْู ุฃَุตْุจَุญَ ู َุงุคُُูู ْ ุบَْูุฑًุง َูู َู َูุฃْุชُِููู ุจِู َุงุกٍ ู َّุนٍِูู
“Katakanlah, ‘Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata’. Katakanlah (Muhammad), ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?’.” (QS. Al-Mulk : 29-30)
ََููุงُููุง َْูู َُّููุง َูุณْู َุนُ ุฃَْู َูุนُِْูู ู َุง َُّููุง ِูู ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ، َูุงุนْุชَุฑَُููุง ุจِุฐَูุจِِูู ْ َูุณُุญًْูุง ِّูุฃَุตْุญَุงุจِ ุงูุณَّุนِูุฑِ
“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk : 10-11)
Orang-orang kafir senantiasa tidak menggunakan pendengaran mereka.
mereka orang-orang kafir menyesali seluruh perilaku mereka saat masih di dunia, namun penyesalan mereka tersebut tidak lagi bermanfaat bagi mereka karena tidak kesempatan untuk kembali kedunia, maka pergunakanlah waktu kita ketika masih didunia. Dunia kelak akan menjadi cerita. Dan akhirat kelak menjadi nyata dan dunia menjadi cerita bagaimana cerita kehidupan manusia selama didunia.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฅَِّู ุงَّูุฐَِูู َูุฎْุดََْูู ุฑَุจَُّูู ุจِุงْูุบَْูุจِ َُููู ู َّุบِْูุฑَุฉٌ َูุฃَุฌْุฑٌ َูุจِูุฑٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Mulk : 12)
Orang-orang yang beriman senantiasa mempercayai apa yang tampak dan apa yang tidak tampak. Termasuk kita mempercayai bahwa nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah.
๐️ Terdapat dua penafsiran ulama tentang makna ุจِุงْูุบَْูุจِ yaitu
-Tafsiran pertama, yaitu mereka takut terhadap hal-hal gaib yang Allah Subhanahu wa ta’ala telah kabarkan.
takut kepada Allah tatkala bersendirian.
1. mereka lebih semangat beribadah tatkala bersendirian, Ketika tidak ada yang melihat, mereka bangun shalat malam, membaca Alquran, dan ibadah lain yang mereka kerjakan. Mereka adalah orang-orang yang mulia, karena mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian akan lebih ikhlas. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
ุณَุจْุนَุฉٌ ُูุธُُِّููู ُ ุงُููู ِْูู ุธِِِّูู َْููู َ َูุง ุธَِّู ุฅَِّูุง ุธُُِّูู …. َูุฑَุฌٌُู ุฐََูุฑَ ุงَููู ุฎَุงًِููุง ََููุงุถَุชْ ุนََْููุงُู
“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, …. (di antaranya yaitu) Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu ia meneteskan air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)([40])
2. mereka takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian adalah mereka tidak bermaksiat kepada Allah ketika bersendirian. sebagian orang tidak takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tatkala bersendirian, sedangkan tatkala sedang bersama orang lain mereka tidak berani bermaksiat karena takut terlihat oleh orang lain. Ini menunjukkan bahwasanya tidak takut bermaksiat tatkala bersendirian.
๐Dan di antara doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
ุงَُّูููู َّ ุฅِِّูู ุฃَุณْุฃََُูู ุฎَุดَْูุชََู ِูู ุงْูุบَْูุจِ َูุงูุดََّูุงุฏَุฉِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu dalam keadaan bersendirian dan tatkala terlihat oleh lain.”
๐ Dunia adalah ladang ujian, jika ia bersungguh-sungguh melakukan suatu amalan maka kelak ia akan menerima apa di perbuat nya. Dan sebaliknya jika ia terlena dengan dunia di akan menerima apa yang ia kerjakan.
hendaknya seseorang bertakwa kepada Allah tatkala bersendirian. Zaman sekarang ini telah banyak sekali fitnah-fitnah yang bisa menjerumuskan seseorang dalam kemaksiatan. Jangan ketika bersendirian, ia bermaksiat dengan handphone nya. Menonton sesuatu yang Allah larang.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َูุฃَุณِุฑُّูุง ََُْููููู ْ ุฃَِู ุงุฌَْูุฑُูุง ุจِِู ۖ ุฅَُِّูู ุนَِููู ٌ ุจِุฐَุงุชِ ุงูุตُّุฏُูุฑِ، ุฃََูุง َูุนَْูู ُ ู َْู ุฎَََูู ََُููู ุงَّููุทُِูู ุงْูุฎَุจِูุฑُ
“Dan rahasiakanlah (berbisik-bisik) perkataanmu atau terang-terangan, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mulk : 13-14)
Allah mengetahui apa isi hati kita, maka perbanyaklah memperbaiki amalan niat kita. Perbaikilah apa yang menjadi niat kita.
jika kita telah mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala itu Khabiir, maka hal tersebut akan memudahkan kita bersabar tatkala kita terkena musibah atau melihat kejadian yang buruk, karena kita tahu bahwa yang menjadikan itu semua adalah Al-Khabiir.
Dengan kita tahu bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Al-Khabiir, kita akan bisa bersabar dan menerima segala takdir Allah Subhanahu wa ta’ala, karena kita tahu bahwa segalanya telah ditakdirkan dengan kadar yang Allah Subhanahu wa ta’ala kehendaki.
Pelajarilah nama-nama Allah, Allah memiliki 99 nama (asmaul husna), siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.
ุฅَِّู َِِّููู ุชِุณْุนَุฉً َูุชِุณْุนَِูู ุงุณْู ًุง ، ู ِุงุฆَุฉً ุฅِูุง َูุงุญِุฏَุฉً ، ู َْู ุฃَุญْุตَุงَูุง ุฏَุฎََู ุงْูุฌََّูุฉَ
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493).
Makna dari ‘menjaga’ adalah dengan menghafalnya, merenungkan maknanya, dan mengamalkan kandungan maknanya, mengingat adanya kebaikan yang banyak dan ilmu yang bermanfaat dalam mengamalkan kandungan makna asmaul husna tersebut. Karena mengamalkannya merupakan sebab kebaikan bagi hati, kesempurnaan takut kepada Allah, dan menunaikan hak-Nya.
Kata ุงَّููุทُِูู secara bahasa yaitu Allah Maha Lembut. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa َّููุทُِูู memiliki makna.
1. maknanya seperti makna Al-Khabiir, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui perkara-perkara yang detail.
2. maknanya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya kemaslahatan-kemaslahatan tanpa disadari oleh para hamba.
Nabi Yusuf ‘alaihissalam tidak menyebutkan bagaimana kisahnya yang sangat panjang tentang saudara-saudaranya melemparkannya ke dalam sumur, lalu dijual menjadi budak, kemudian dirayu oleh seorang wanita, kemudian dituduh yang tidak-tidak sehingga dimasukkan ke dalam penjara, lalu dikeluarkan, kemudian berkumpul kembali dengan ayah dan keluarganya setelah berpisah selama puluhan tahun. Semua apa yang dialami oleh Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah hal yang tidak disadari. Allah Subhanahu wa ta’ala yang mengatur semuanya sedemikian rupa, tetapi ternyata Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kisah yang indah pada akhirnya. Oleh karenanya Nabi Yusuf ‘alaihissalam mengatakan,
ุฅَِّู ุฑَุจِّู َูุทٌِูู ِّูู َุง َูุดَุงุกُ ۚ
“Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki.”
jika seseorang mengetahui makna nama Allah Al-Lathif, maka dia akan selalu husnudzan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َُูู ุงَّูุฐِู ุฌَุนََู َُููู ُ ุงْูุฃَุฑْุถَ ุฐًَُูููุง َูุงู ْุดُูุง ِูู ู ََูุงِูุจَِูุง َُُููููุง ู ِู ุฑِّุฒِِْูู ۖ َูุฅَِِْููู ุงُّููุดُูุฑُ
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)
Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan bumi untuk dipijaki. Sehingga kita berjalan diatas bumi dengan mudah.
Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan manusia berjalan kemanapun di seluruh penjuru bumi karena Allah telah mudahkan bumi untuk dijelajahi
Ayat ini juga merupakan dalil bahwasanya seseorang butuh untuk melakukan usaha untuk mencari rezeki.
Ingatlah tawakal yang dibarengi dengan usaha, tawakal yang benar adalah harus ada usaha. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
َْูู ุฃََُّููู ْ ُْููุชُู ْ ุชََََُّููููู ุนََูู ุงَِّููู ุญََّู ุชََُِِّูููู َูุฑُุฒِْูุชُู ْ َูู َุง ุชُุฑْุฒَُู ุงูุทَّْูุฑُ ุชَุบْุฏُู ุฎِู َุงุตًุง َูุชَุฑُูุญُ ุจِุทَุงًูุง
“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan sebenar-benar tawakal, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”
Nasehat untuk kita jangan manusia merasa aman terhadap apa yang terjadi di bumi. Sungguh mudah ketika Allah menimpa sesuatu.
bahaya nya sifat kesombongan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa dahulu pernah ada orang yang berjalan dengan sombong di dunia, akan tetapi kemudian dia dibenamkan ke dalam bumi dan diguncang hingga hari kiamat. Contohnya adalah Qarun, dimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َูุฎَุฑَุฌَ ุนََูู َْููู ِِู ِูู ุฒَِููุชِِู َูุงَู ุงَّูุฐَِูู ُูุฑِูุฏَُูู ุงْูุญََูุงุฉَ ุงูุฏَُّْููุง َูุงَْููุชَ ََููุง ู ِุซَْู ู َุง ุฃُูุชَِู َูุงุฑُُูู ุฅَُِّูู َูุฐُู ุญَุธٍّ ุนَุธِูู ٍ، ََููุงَู ุงَّูุฐَِูู ุฃُูุชُูุง ุงْูุนِْูู َ ََُْููููู ْ ุซََูุงุจُ ุงَِّููู ุฎَْูุฑٌ ِูู َْู ุขู ََู َูุนَู َِู ุตَุงِูุญًุง ََููุง ََُّูููุงَูุง ุฅَِّูุง ุงูุตَّุงุจِุฑَُูู، َูุฎَุณََْููุง ุจِِู َูุจِุฏَุงุฑِِู ุงْูุฃَุฑْุถَ َูู َุง َูุงَู َُูู ู ِْู ِูุฆَุฉٍ َْููุตُุฑَُُููู ู ِْู ุฏُِูู ุงَِّููู َูู َุง َูุงَู ู َِู ุงْูู ُْูุชَุตِุฑَِูู
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, ‘Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar’. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, ‘Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar’. Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (Al-Qashash : 79-81)
Oleh karenanya jangan seseorang merasa aman, karena jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah memiliki kehendak maka bisa jadi Allah Subhanahu wa ta’ala akan membenamkannya Dan betapa banyak peristiwa yang telah kita lihat dimana Allah Subhanahu wa ta’ala membenamkan manusia ke dalam bumi. Sungguh jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah berkehendak, maka hal itu mudah bagi Allah.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู ْ ุฃَู ِูุชُู ู َّู ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ ุฃَู ُูุฑْุณَِู ุนََُْูููู ْ ุญَุงุตِุจًุง ۖ َูุณَุชَุนَْูู َُูู ََْููู َูุฐِูุฑِ، َََูููุฏْ َูุฐَّุจَ ุงَّูุฐَِูู ู ِู َูุจِِْููู ْ َََْูููู َูุงَู َِูููุฑِ
“Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku.” (QS. Al-Mulk : 17-18)
Allah Subhanahu wa ta’ala ingatkan kepada orang-orang Quraisy bahwa apabila mereka terus-terusan membantah, jika Allah Subhanahu wa ta’ala berkehendak maka bisa jadi Allah memberikan mereka azab
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَََููู ْ َูุฑَْูุง ุฅَِูู ุงูุทَّْูุฑِ ََُْููููู ْ ุตَุงَّูุงุชٍ ََْูููุจِุถَْู ۚ ู َุง ُูู ْุณَُُِّููู ุฅَِّูุง ุงูุฑَّุญْู َُٰู ۚ ุฅَُِّูู ุจُِِّูู ุดَْูุกٍ ุจَุตِูุฑٌ
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung di atas mereka yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 19)
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala berbicara tentang kekuasaan-Nya. Yang pertama Allah Subhanahu wa ta’ala berikan gambaran atas kekuasaan-Nya adalah burung-burung yang terbang. Maksudnya adalah tidak ada yang membuat burung-burung tersebut bisa bertahan untuk terbang kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู َّْู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู َُูู ุฌُูุฏٌ َُّููู ْ َููุตُุฑُُูู ู ِّู ุฏُِูู ุงูุฑَّุญْู َِٰู ۚ ุฅِِู ุงَْููุงِูุฑَُูู ุฅَِّูุง ِูู ุบُุฑُูุฑٍ
“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu.” (QS. Al-Mulk : 20)
Artinya adalah tidak ada yang bisa menolong jika Allah telah berkehendak untuk mendatangkan azab kepada suatu kaum. Bahkan tidak perlu menunggu datangnya azab untuk membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menolong mereka.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃَู َّْู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู َูุฑْุฒُُُููู ْ ุฅِْู ุฃَู ْุณََู ุฑِุฒَُْูู ۚ ุจَู َّูุฌُّูุง ِูู ุนُุชٍُّู َُُููููุฑٍ
“Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).” (QS. Al-Mulk : 21)
Sungguh rejeki itu sudah tertakar maka jangan khawatir rejeki itu tertukar.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ุฃََูู َู َูู ْุดِู ู ُِูุจًّุง ุนََٰูู َูุฌِِْูู ุฃَْูุฏَٰู ุฃَู َّู َูู ْุดِู ุณًَِّููุง ุนََٰูู ุตِุฑَุงุทٍ ู ُّุณْุชَِููู ٍ
“Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (QS. Al-Mulk : 22)
permisalan orang kafir dan orang mukmin di atas muka bumi. Orang mukmin di dunia diumpamakan dengan orang yang berjalan dengan tegap di atas jalan yang lurus, sedangkan orang kafir di dunia Allah Subhanahu wa ta’ala umpamakan seperti orang-orang yang berjalan di atas wajahnya, artinya akalnya tidak digunakan.
Orang-orang kafir tidak menggunakan akalnya untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan orang-orang yang seperti ini sangat banyak saat ini. Di antaranya adalah sekelompok orang yang mereka menyembah sapi.
Dimanakah akal orang-orang Majusi yang menyembah api. Mereka yang menyalakan api tersebut, mereka sembah, akan tetapi mereka sendiri yang menjaganya agar tidak padam. Dimanakah akal mereka?
Di zaman sekarang pun demikian, sebagian manusia menyembah orang yang telah mati, padahal mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Dimanakah akal mereka?
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฃَูุดَุฃَُูู ْ َูุฌَุนََู َُููู ُ ุงูุณَّู ْุนَ َูุงْูุฃَุจْุตَุงุฑَ َูุงْูุฃَْูุฆِุฏَุฉَ ۖ ًَِููููุง ู َّุง ุชَุดُْูุฑَُูู
“Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur’.” (QS. Al-Mulk : 23)
Yang memberikan kita pendengaran dan penglihatan adalah Allah Subhanahu wa ta’ala. Kita diberikan pendengaran oleh Allah Subhanahu wa ta’ala tetapi kita gunakan bermaksiat seperti mendengar musik, dan yang lainnya.
Demikian pula Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kepada kita penglihatan, akan tetapi kita gunakan untuk melihat hal-hal yang diharamkan.
Nikmat mata dari Allah, sehingga jangan digunakan untuk bermaksiat. Karena bisa saja nikmat penglihatan itu bisa dicabut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kapan saja. Oleh karena itu, hendaknya seseorang bertakwa atas pendengaran dan penglihatannya.
๐ Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
ุงَُّูููู َّ ู َุชِّุนَْูุง ุจِุฃَุณْู َุงุนَِูุง، َูุฃَุจْุตَุงุฑَِูุง، ََُّูููุงุชَِูุง ู َุง ุฃَุญَْْููุชََูุง، َูุงุฌْุนَُْูู ุงَْููุงุฑِุซَ ู َِّูุง
“Ya Allah, berilah kami manfaat pada pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selagi kami hidup, dan jadikanlah itu semua tetap dengan kami dan terpelihara.”
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฐَุฑَุฃَُูู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฅَِِْููู ุชُุญْุดَุฑَُูู، َََُُููููููู ู َุชَٰู َٰูุฐَุง ุงَْููุนْุฏُ ุฅِู ُููุชُู ْ ุตَุงุฏَِِููู، ُْูู ุฅَِّูู َุง ุงْูุนِْูู ُ ุนِูุฏَ ุงَِّููู َูุฅَِّูู َุง ุฃََูุง َูุฐِูุฑٌ ู ُّุจٌِูู، ََููู َّุง ุฑَุฃَُْูู ุฒَُْููุฉً ุณِูุฆَุชْ ُูุฌُُูู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ََِูููู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู ُููุชُู ุจِِู ุชَุฏَّุนَُูู
“Katakanlah: ‘Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan’. Dan mereka (orang-orang musyrikin) berkata, ‘Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?’. Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan’. Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), ‘Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta’.” (QS. Al-Mulk : 24-27)
ُْูู َُูู ุงَّูุฐِู ุฐَุฑَุฃَُูู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฅَِِْููู ุชُุญْุดَุฑَُูู،
“Katakanlah: ‘Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan’.”
Artinya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan manusia tersebar dimana-mana. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa meskipun demikian, semuanya akan dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
َََُُููููููู ู َุชَٰู َٰูุฐَุง ุงَْููุนْุฏُ ุฅِู ُููุชُู ْ ุตَุงุฏَِِููู، ُْูู ุฅَِّูู َุง ุงْูุนِْูู ُ ุนِูุฏَ ุงَِّููู َูุฅَِّูู َุง ุฃََูุง َูุฐِูุฑٌ ู ُّุจٌِูู
“Dan mereka (orang-orang musyrikin) berkata, ‘Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?’. Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan’.”
Kaum musyrikin dahulu sering menantang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar bisa menunjukkan azab yang selalu diancam-ancamkan kepada mereka.
Demikianlah orang-orang musyrikin yang selalu meminta diturunkan azab kepada mereka. Padahal mereka tidak sadar bahwa azab telah menanti mereka di akhirat kelak.
Kemudian firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
ََููู َّุง ุฑَุฃَُْูู ุฒَُْููุฉً ุณِูุฆَุชْ ُูุฌُُูู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ََِูููู َٰูุฐَุง ุงَّูุฐِู ُููุชُู ุจِِู ุชَุฏَّุนَُูู
“Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), ‘Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta’.”
Maka pada hari kiamat nanti Allah Subhanahu wa ta’ala akan benar-benar menunjukkan apa yang mereka minta yaitu azab.
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู ุฃَุฑَุฃَْูุชُู ْ ุฅِْู ุฃََََِْููููู ุงَُّููู َูู َู ู َّุนَِู ุฃَْู ุฑَุญِู ََูุง َูู َู ُูุฌِูุฑُ ุงَْููุงِูุฑَِูู ู ِْู ุนَุฐَุงุจٍ ุฃَِููู ٍ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?’.” (QS. Al-Mulk : 28)
Allah Subhanahu wa ta’ala tetap akan kirimkan azab untuk kalian”. lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?
▪️Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُْูู َُูู ุงูุฑَّุญْู َُٰู ุขู ََّูุง ุจِِู َูุนََِْููู ุชََََّْููููุง ۖ َูุณَุชَุนَْูู َُูู ู َْู َُูู ِูู ุถََูุงٍู ู ُّุจٍِูู، ُْูู ุฃَุฑَุฃَْูุชُู ْ ุฅِْู ุฃَุตْุจَุญَ ู َุงุคُُูู ْ ุบَْูุฑًุง َูู َู َูุฃْุชُِููู ุจِู َุงุกٍ ู َّุนٍِูู
“Katakanlah, ‘Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata’. Katakanlah (Muhammad), ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?’.” (QS. Al-Mulk : 29-30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar